Pages

Wednesday, July 29, 2015

Kerugian Meninggalkan Shalat Subuh


Subuh. Sepenggal waktu yang singkat. Tempat kita mengakhiri istirahat untuk segera bangkit memulai hari dan mulai beraktivitas kembali. Udaranya yang sejuk memaksa kita merapatkan selimut untuk menambah jam tidur. Membangkitkan kemalasan.
Di waktu subuh ini, Allah menempatkan pula satu waktu shalat di antara lima kewajiban shalat yang difardhukan kepada kita. Dan barangkali inilah yang menjadikan shalat yang satu ini terasa amat berat bagi kebanyakan kita. Terbukti dari masjid yang selalu sepi. Kecuali di bulan Ramadhan. Tetapi, ternyata di balik rasa berat itu Allah menawarkan kita banyak keutamaan, kebaikan, keberkahan, dan pahala sebagai ganti atas kesungguhan kita melawan berbagai kesulitan itu demi menghadap dan mengabdikan diri kepada-Nya. Siapa yang tidak bersegera melakukannya akan merugi. Siapa yang terlambat akan kehilangan. Siapa yang lalai akan menyesal. Kesempatan mendapatkannya hanya ada di waktu itu, di shubuh yang gelap dan dingin. Di saat kelopak mata masih teramat sulit dibuka. Diwaktu kita masih terlena dibuai mimpi. Di kala otot dan tulang masih terasa nyeri setelah lelah bekerja keras.
Apa saja kerugian yang bakal menimpa kita bersama kepergian shubuh?

Berikut ini adalah rentetan kerugian-kerugian itu :

1  . KEHILANGAN PERISAI PELINDUNG DIRI
Shalat subuh yang tepat waktu dan dikerjakan dengan berjamaah akan memberikan jaminan dan perlindungan, dari apa saja ; rasa aman, kesulitan, bencana, kekurangan rezeki dan sebagainya. Ini tidak berarti mereduksi keyakinan kita kepada Allah sebagai satu-satunya pelindung dan pemberi segalanya. Akan tetapi, justru menjadi penguat bahwa datangnya pertolongan dan perlindungan Allah swt ada di balik ibadah dan ketaatan-ketaatan yang kita lakukan dengan baik dan benar. Dan shalat shubuh adalah salah satu yang memberikan itu semua. Hal ini sangat jelas dalam sabda Rasulullah saw, ”Barang siapa melaksanakan shalat shubuh, ia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan sampai Allah menarik kembali jaminanNya dari kalian dengan sebab apa pun. Karena siapa yang Allah cabut jaminan-Nya dari dirinya dengan sebab apa pun, pasti tercabut. Kemudian Allah akan telungkupkan wajahnya dalam neraka jahanam.” (HR. Ahmad). Dalam hadist lain, Rasulullah SAW berjanji, bila shalat Subuh dikerjakan, maka Allah akan melindungi siapa pun yang mengerjakannya seharian penuh.
Hadist yang diriwayatkan dari Jundab bin Sufyan Rasulullah SAW bersabda : “ Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia dalam jaminan Allah. Maka jangan coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya. Barang siapa yang membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka.” (HR Muslim, At-Tirmizi dan Ibnu Majah).

Artinya, bahwa dengan mendirikan shalat shubuh seorang hamba akan selalu aman dan berada dalam pemeliharan Allah swt, di dunia maupun akhirat.


2.   HILANGNYA SATU KESEMPATAN MENATAP WAJAH ALLAH
Membiarkan shalat shubuh berlalu berarti juga membiarkan satu kesempatan besar merasakan betapa nikmatnya bertemu dan menatap langsung wajah Allah swt di akhirat nanti. Satu nikmat tambahan yang tiada tara, yang melampuai kenikmatan-kenikmatan surga lainnya.
Menatap wajah Allah bukanlah khayalan, juga bukan mimpi. Tapi ini pasti dan benar-benar akan terjadi karena Rasulullah saw telah menegaskan dalam sebuah hadistnya yang diriwayatkan oleh Shuhaib ra. Beliau bersabda, ”Apabila penghuni surga telah memasuki surga, Allah swt berfirman, ”Apakah kalian ingin aku beri tambahan?” Mereka menjawab, ”Bukankah engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan engkau selamatkan kami dari neraka?”
Rasulullah saw melanjutkan,”Kemudian dibukakanlah tabir, maka tidak ada lagi nikmat yang lebih besar daripada nikmat bisa melihat Rabb mereka. Inilah nikmat tambahan itu.” lalu beliau membaca ayat, ”Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (QS. Yunus : 26)

Bagi orang yang senantiasa bersegera melaksanakan sholat shubuh, janji ini benar adanya dan pasti akan diberi kesempatan memandang wajah Allah di akhirat kelak. Inilah tambahan pahala itu; berupa keridhaan dan kesempatan memandang wajah-Nya, setelah anugerah surga yang diberikan kepadanya.

Jarir bin Abdillah ra menceritakan, ”Ketika kami tengah berada si sisi nabi saw, beliau memandang ke arah bulan purnama, lalu bersabda, ”Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini, atau kalian tidak akan kesulitan  untuk melihat-Nya. Jika kalian sanggup untuk tidak meninggalkan sholat sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelamnya, maka lakukanlah.” kemudian beliau membaca ayat, ”dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum tenggelamnya.” (QS. Thaha : 30).
Inilah puncak kenikmatan itu, yang tidak akan diperoleh orang yang membiarkan matanya tetap tertutup ketika shubuh datang. Yang membiarkan telinganya dikencingi syetan di saat adzan shubuh berkumandang. Yang membiarkan tubuhnya tetap terikat oleh tali-tali kemalasan di atas kasur empuknya. Rugilah. Rugilah orang yang tidak segera menjawab panggilan sholat shubuh.

3.   TIDAK MENDAPATKAN DO'A PARA MALAIKAT
Subuh yang berada di penghujung malam, secara manajemen langit adalah waktu pergantian tugas antara malaikat malam dan malaikat siang. Di waktu ini, para malaikat malam bersiap ke langit untuk melaporkan segala aktifitas seorang hamba kepada Allah, sementara malaikat siang datang menggantikan malaikat malam untuk mencatat amal si hamba itu. Sholat Shubuh dalam ini menjadi sangat strategis, karena disaksikan oleh para malaikat yang hendak melapor dan hendak bertugas.
Allah swt berfirman, ”Dan (dirikanlah pula sholat) Shubuh. Sesungguhnya sholat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al Isra : 78). Para ahli tasir mengatakan bahwa yang di maksud qur’anal fajri pada ayat ini adalah sholat Shubuh, sedangkan masyuhuda adalah dihadiri malaikat malam dan siang. Pendapat ini dikuatkan oleh sebuah hadist dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ”Sholat berjamaah lebih utama dua puluh lima kali lipat dari pada sholat kamu sendirian. Malaikat malam dan malaikat siang berkumpul menghadiri sholat Shubuh.”(HR. Bukhari)

Hadist yang lain menjelaskan bahwa, para malaikat siang dan malam turun silih berganti. Dan mereka berkumpul pada sholat Shubuh dan sholat Ashar. Kemudian naiklah para malaikat yang bertugas mencatat segala amal perbuatan manusia dan Allah Yang Maha Tahu tentang keadaan hamba-hamba-Nya, bertanya kepada mereka, ”Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku sat kalian tinggalkan?” Mereka menjawab, ”Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan sholat dan kami datangi mereka juga dalam keadaan mengerjakan sholat.”

Ketika itu, sebagaimana ditambahkan Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, sesungguhnya para malaikat itu berdo’a, ”Ya Allah, ampunilah dia pada hari kiamat.”

Berkumpulnya para malaikat pada sholat Shubuh dan sholat Ashar, menurut Imam Nawawi, adalah bentuk kasih sayang Allah swt kepada kita, hamba-hamba-Nya yang beriman. Berkumpul dan berpisahnya para malaikat tepat pada waktu-waktu kita sedang beribadah dan melakukan ketaatan kepada Allah pula merupakan sebuah kehormatan bagi kita, karena para malaikat itu menjadi saksi bagi kita atas semua kebaikan yang kita lakukan.

Alangkah ruginya kita ketika curahkan kasih sayang Allah dan kehormatan yang hendak diberikan-Nya kepada
kita ternyata kita sia-siakan. Alangkah malunya kita ketika para malaikat malam naik ke langit dan melaporkan kalau kita masih mendengkur. Dan alangkah tidak berharganya kita ketika malaikat siang turun dengan membawa sejuta keberkahan hari itu namun mendapati kita masih terlelap dalam tidur. Dan sedihnya lagi, kita tak mendapatkan do’a para malaikat.

4.   LUPUT DARI MENDAPATKAN PAHALA YANG BERLIPAT
Shalat Subuh menghimpun pahala yang tanpa batas. Ruang ini tidak akan cukup untuk menuliskan pahala-pahala besarnya. Sayangnya, banyak di antara kita yang menyia-nyiakannya. Untuk menegaskan hal ini pada kita, Rasulullah menyindir orang-orang munafik yang sering lalai dan merasa berat dengan shalat ini. beliau bersabda, ”Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dengan cara merangkak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah saw bersabda, ”Barang Siapa yang shalat Isya berjamaah maka seakan-akan dia telah shalat setengah malam. Dan barang siapa shalat Shubuh berjamaah maka seakan-akan dia telah melaksanakan shalat malam satu malam penuh.” (HR. Muslim).

Rasa-rasanya, di zaman seperti ini entah dimana kita bisa menemukan orang yang kuat melakukan tahajud atau qiyamullail sepanjang malam. Shalat yang rutin dilakukan Rasulullah hingga kakinya bengkak karena mengharapkan keutamaannya. Namun dengan karunia dan kemuliaan-Nya, Allah swt memberikan kita pahalanya, hanya ketika kita melakukan shalat Shubuh dan Isya berjamaah. Betapa besar keutamaan ini. keutamaan yang sering kita lupakan.

Kepada kita yang tiada pernah henti mengejar dan mengumpulkan perbendaharaan dunia, semua yang kita dapatkan tidak ada artinya dibandingkan dengan shalat Shubuh. Bahkan dua rakaat sebelumnya saja, jika kita pun mau meluangkan waktu sejenak, Rasulullah mengatakan, lebih baik daripada dunia dan seisinya. Shalat sunnah fajar itu lebih baik dari harta benda, pangkat, jabatan, pekerjaan, dan permainan yang kita kumpulkan.

Selain pahala itu, shalat Shubuh juga akan menjadi cahaya penerang bagi pelakunya pada hari di mana semua orang berada dalam gelapnya hari kiamat. Rasulullah saw bersabda, ”Berilah kabar gembira bagi orang-orang yang berjalan di kegelapan malam menuju masjid, bahwa mereka akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.” (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

Hari kiamat adalah kegelapan yang tak tertandingi. Segala sumber cahaya akan sirna. Matahari, bulan, dan bintang-bintang. Sudah tidak ada lagi. Disana tak ada lagi cahaya yang dapat menuntun kita menuju Allah.

Semua makhluk akan dibangkitkan dalam suasana yang amat sangat gelap. Hari itu, Allah lukiskan dengan firman-Nya, ”(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), ”Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. Al Hadid : 12)

Setiap mukmin memiliki cahaya yang berbeda dengan mukmin yang lain. Mereka mendapatkan cahaya  sesuai dengan amal mereka. Di sinilah akan terlihat keistimewaan cahaya shalat Shubuh. Allah akan mendatangkannya dengan cahaya yang sempurna untuk pelakunya.

Kata Al Mubarakfuri, bahwa mereka akan diselimuti dengan cahaya dari berbagai arah, saat mereka mengalami kesulitan berjalan di atas titian Ash shirat.

Ganjaran yang paling sempurna untuk shalat Shubuh adalah surga; tempat yang dihiasi dengan pohon raihanah yang melambai, buah-buahan yang ranum, naungan yang teduh, air yang tawar, permadani yang terhampar, istana-istana, sungai-sungai yang mengalir dibawahnya, kelezatan yang tiada pernah terputus, kesenangan abadi tanpa rasa bosan dan dosa. Rasulullah saw bersabda, ”Barang siapa mengerjakan shalat bardain (Shubuh dan Ashar) maka ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5.   KERUGIAN KARENA HUKUMAN YANG DITIMPAKAN
Setiap hari, shubuh selalu datang menyapa kita. Kumandang adzan indah terdengar dari segala penjuru. Dan ia akan tetap terdengar di telinga kita hingga ajal datang menjemput kita. Akankah kita menghadap Allah dengan membawa berpuluh kerugian, atau datang dengan berjuta keuntungan. Pilihan itu kita yang menentukan. Termasuk pilihan Shubuh yang telat atau tidak telat.

Akan ada banyak lagi kerugian yang bakal menimpa kita yang tidak bersegera menjawab panggilan sholat Shubuh. Kerugian-kerugian itu di antaranya ada yang bersifat hukuman karena kita telah dengan sengaja melalaikannya, terlebih jika kita berani tidak mengerjakannya.

Hukuman-hukuman itu bermacam-macam bentuknya. Rasulullah saw pun telah menjelaskan semuanya. Hukuman-hukuman itu antara lain; akan ditanamkan pada diri kita kemalasan sepanjang hari. Beliau bersabda, ”Apabila seorang dari kalian tidur maka syetan akan mengikat ujung kepalanya sebanyak tiga ikatan dan dituliskan pada masing-masing ikatan tersebut: ”Tidurlah, malam masih panjang!” Jika ia terbangun lalu berdzikir kepada Allah maka lepaslah satu ikatan, jika berwudhu lepaslah ikatan kedua, dan jika mengerjakan sholat maka lepaslah ikatan ketiga sehingga ia bangun di pagi hari dengan bersemangat dan dengan jiwa yang damai. Jika tidak, pagi harinya ia akan merasa lesu lagi lemas.” (HR. Bukhari)

Andai hari ini kita merasa lesu, kehilangan semangat, dan jiwa kita merasa lemah menghadapi dunia, segeralah sadari diri. Mungkin semangat kita diangkat karena shubuh tadi kita telah membiarkan tubuh kita diselimuti kemalasan sampai terlambat melaksanakan sholat Shubuh. Atau mungkin pula kita seperti yang diceritakan Ibnu Mas’ud ra, seorang lelaki yang ada di dekat NAbi saw ia masih tertidur hingga pagi dan tidak bangun melaksanakan sholat. Maka Nabi bersabda, “Syetan telah mengencingi telinganya.” (HR. Bukhari)Hukuman yang lebih berat dari itu, Allah swt dan Rasul-Nya akan berlepas diri dari kita. Nabi saw bersabda, ”Janganlah kamu meninggalkan Sholat. Karena sesungguhnya siapa saja yang meninggalkan sholat dengan sengaja maka Allah dan Rasul-Nya telah berlepas diri darinya.” (HR. Ahmad)

Siapa lagi yang akan menolong kita jika Allah dan Rasul-Nya telah meninggalkan kita? Sungguh, sebuah hukuman yang akan menjadikan hidup kita, di dunia dan di akhirat, akan selalu berada dalam bayang-bayang kesengsaraan.

Ada lagi hukuman yang lebih mengerikan, yaitu bagi orang yang dengan sengaja sering meninggalkan sholat Shubuh akan mendapatkan siksa di dalam kuburnya. Rasulullah saw bersabda, “Pada suatu malam datang kepadaku dua malaikat (Jibril dan Mikail) lalu keduanya berkata kepadaku, “Berjalanlah!” Maka aku pun berjalan bersama keduanya. Kami bertemu dengan seorang lelaki yang berbaring sementara itu seorang lelaki lain berdiri di sampingnya dengan membawa batu besar. Tiba-tiba lelaki itu melemparkan batu besar tersebut ke atas kepala orang itu hingga pecahlah kepalanya lalu menggelindinglah batu itu kesana kemari.”

Di akhir hadist, keduanya berkata kepada Nabi saw, “Adapun lelaki pertama tadi yang engkau jumpai pecah kepalanya dengan batu besar, ia adalah orang yang telah mengambil Al-Qur’an lalu membuangnya dan tidur lelap hingga terlewat sholat fardhu.”(HR Bukhari) Setiap hari, shubuh selalu datang menyapa kita. Kumandang adzan indah terdengar dari segala penjuru. Dan ia akan tetap terdengar di telinga kita hingga ajal datang menjemput kita. Akankah kita menghadap Allah dengan membawa berpuluh kerugian, atau datang dengan berjuta keuntungan. Pilihan itu kita yang menentukan. Termasuk pilihan Shubuh yang telat atau tidak telat. (Tarbawi)

Adapun bererapa tips Agar kita bisa tetap menjaga sholat subuh kita, Berikut Tips Menjaga Sholat Shubuh :
  1. Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya
  2. Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari
  3. Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali
  4. Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh
  5. Carilah kawan yang baik (shalih)
  6.Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa)
  7. Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari
  8. Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding
  9. Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu)
  10. Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga


Sumber : Blog Ashaabulfajri
Ditulis kembali oleh Kamila Muslimah